200 Pantun Hujan Turun Deras : Lucu, Menghibur, Bijak, Nasehat, islami dan Menyentuh Hati
Pantun Hujan Turun Deras : Lucu, Menghibur, Bijak, Nasehat, islami dan Menyentuh Hati - Pada kesempatan ini saya akan kembali untuk berbagi sebuah pantun. Namun pantun yang akan saya bagikan ini adalah Pantun Hujan Turun Deras. Nah, biasanya kalau saat hujan deras kita suka melihat suasana yang ada di luar rumah.
Pantun Hujan Deras
Seperti halnya melihat air hujan yang jatuh ke tanah dan arus air hujan yang semakin bertambah besar. Selain itu juga rasa ingin keluar rumah sambil bermain air hujan. Hal ini biasa terjadi pada masa kanak-kanak. Lantas kalau saat ini kita sudah dewasa apakah bermain hujan itu bukan hal yang wajar?
Ya, walaupun ini sah-sah saja dan dapat dilakukan oleh siapa pun, namun bermain air hujan tentu terdapat risiko tersendiri. Biasanya kalau kita bermain air hujan maka badan suka demam dan batuk pilek. Mungkin dikarenakan adanya bakteri yang masuk di dalam saluran pernafasan kita.
Kembali ke topik pembahasan, disini saya sudah menyiapkan beberapa ratus pantun hujan. Pantun ini dapat kalian kutip dan bisa dijadikan sebagai koleksi. Apalagi kalau kamu saat ini sedang mendapatkan tugas dari sekolah untuk membuat pantun hujan turun deras, maka beberapa bait pantun dibawah ini dapat kalian ambil untuk referensinya.
Pantun Hujan Sangat Deras
Awan di langit nampak bersesak,
Hujan mendekat sudah terasa;
Awan hitam nampak berarak,
Angin sejuk dapat dirasa.
Kerbau di padang sudah berlenguh,
Tanda terlepas dari bahaya;
Jauh kedengaran bunyi guruh,
Pancaran kilat nampak cahaya.
Sudah bersua hujan dinanti
Turunnya hujan inilah masa;
Hujan mencurah legalah hati,
Damailah jiwa sejuk terasa.
Mari ke kebun sama meninjau,
Pucuk tumbuh bertambah senang;
Rumput kering sudah menghijau,
Segala makhluk nampaknya riang.
Pohon yang mati mari disulam,
Berjiwa sabar orang terpandang;
Hujan mencurah waktu malam,
Hujan dinanti basahlah padang.
Galaknya kerbau jangan ditanya,
Ada di padang meragut rumput;
Jiwa yang keras lembut hendaknya,
Bersama hujan sifatnya lembut.
Panas hujan usah mengungkit,
Hak Allah Dia memberi
Udara dingin melekat di kulit,
Betapa besar nikmat diberi.
Tadah air jangan ditangguh,
Tidak terdaya si lembu tua;
Air di sungai sudah memenuh,
Binatang air riang semua.
Merpati datang umpan ditabur,
Rajin memberi jangan disergah;
Marilah bersama ucapkan syukur,
Hujan rahmat datang mencurah.
Sesama saudara buangkan dengki,
Tersalah pijak sama menegur;
Hujan datang memberi rezeki,
Banyakkan sedekah tanda bersyukur.
Menabur pupuk nampaklah penat,
Syukur petani benihnya cambah;
Rezeki lebih sama berzakat,
Rezeki datang makin bertambah.
Rajin berdoa jangan mengundur,
Sama membersih mana berdaki;
Saban hari ucapkan syukur,
Maha Kuasa pemberi rezeki.
Binatang kecil undur-undur,
Kacang tanah sayur kentang.
Malam-malam lelap tidur,
Tahu-tahu banjir datang.
Rumah lama kena gusur,
Pindah rumah menuju hilir.
Tidur nyenyak di atas kasur,
Rupanya tidur di atas air.
Kebun luas ditanam kentang,
Tumbuh satu pohon pinang.
Kalau banjir sudah datang,
Pikiran panik hati tak tenang.
Masak bebek di kuali
Rambut panjang hendak dikuncir.
Kalau rumah di pinggir kali,
Musim hujan siap-siap banjir.
Kepala pusing berdenyut-denyut
Beli obat di toko mana.
Kasur hanyut mobil hanyut,
Sudah takdir, harus diterima.
Beli baju hari selasa,
Tulis surat di mana pena.
Mungkin kami banyak dosa,
Sering ditimpa oleh bencana.
Jalan-jalan ke Pulau Bali,
Kasur busa berisi jerami.
Sering buah sampah ke kali,
Kali memberi banjir kepada kami.
Hujan turun ada petir,
Naik delman dekat pak kusir.
Musim panas susah air
Musim hujan terkena banjir.
Hutan rimba tempat rusa,
Tanduk di atas kereta kencana.
Kalau negeri banyak dosa,
Di sana akan banyak bencana.
Naik kuda di atas pelana,
Padi dipanen isinya hampa.
Kita berlindung dari bencana,
Moga-moga tak menimpa.
Pagi hari pergi ke pasar,
Beli bawang beli kencur.
Banjir bandang bencana besar,
Pohon dan rumah bisa hancur.
Hari gelap ketika petang,
Langit hitam tanda mendung.
Kalau bencana sudah datang,
Kemana pula hendak berlindung.
Masak mie masak bihun,
Orang kaya orang tajir.
Membangun rumah bertahun-tahun,
Hancur seketika karena banjir.
Siang hari makan ketan,
Ketan hitam enak rasanya.
Bencana adalah peringatan,
Agar insan kembali pada-Nya.
Jalan-jalan ke kota Sentul,
Rumah terbakar terlihat asap.
Hutan hijau kini gundul,
Air hujan tak meresap.
Ikan berenang dalam kolam,
Baju baru diberi pita.
Kalau kita merusak alam,
Alam kan merusak milik kita.
Pergi ke laut hendak menyelam,
Dari pasar beli celana.
Jaga selalu kelestarian alam,
Supaya hidup jauh dari bencana.
Tinta hitam dalam pena,
Kancil berteman dengan rusa.
Jangan mengundang bencana,
dengan maksiat dan dosa-dosa.
Bunga mawar banyak duri,
Mekar satu di pucuk dahan.
Mari kita introspeksi diri
Telah lupa peringatan Tuhan
Mari main kora-kora
Air penuh hingga tumpah.
Wahai saudara-saudara
Sungai itu bukan tempat sampah
Jangan suka mengucap sumpah,
Sumpah pedagang di dalam pasar.
Kalau sungai penuh sampah,
Hujan kecil banjirnya besar.
Malam malam pergi menonton,
Sambil makan kue ketan.
Mari kita menanam pohon,
Air terserap walaupun hujan.
Pohon kelapa tempat si ketam,
Turun pohon pergi ke hutan.
Sungai jernih kini menghitam,
Penuh dengan berbagai polutan.
Monyet suka makan pisang,
Lebah hinggap di atas kembang.
Kampung yang asri kini gersang,
Banyak pohon yang ditebang.
Sungguh lezat biji selasih,
Tumbuh banyak di tengah taman.
Jika kota kita bersih,
Akan terasa sangat nyaman.
Mata mengantuk hingga lena,
Hutan gunung si pohon kina.
Jika sampah di mana-mana,
Banyak penyakit banyak bencana.
Elang putih melesat terbang,
Kancil kecil dalam kandang.
Jaga hutan jangan ditebang,
Agar jangan sampai banjir bandang.
Jangan berbuat sia-sia,
Nanti menyesal di hari tua.
Semua memang salah manusia,
Karena serakah terhadap dunia.
Kakek tua membaca koran,
Rumah kecil di tepi rawa.
Banjir sekarang jadi pelajaran,
Dunia ini kan hilang jua
Gunung tinggi tempat berkelana,
Rumah terpencil suku sasak.
Sangat sedih tertimpa bencana,
Terkena banjir rumahpun rusak.
Dari kiri menuju kanan,
Dari maksiat menuju iman.
Ingin makan tak ada makanan,
Moga-moga ada kiriman.
Pergi ke kota naik kereta,
Sayang terasa sakit kepala.
Mari bantu saudara kita,
Ikhlas hanya mengharap pahala.
Kalau luka terasa pedih,
Mari obati dengan bidara.
Bencana datang jangan bersedih,
Mari bantu sesama saudara.
Sungguh indah kota Palu,
Pergi ke satu belum pernah.
Kirim bantuan pada yang perlu,
Titipkan pada yang amanah.
Masuk hutan jangan tersesat,
perahu sampan masuk ke selat.
Kalau di negeri banyak maksiat,
Bencana datang secepat kilat.
Kota Jogja banyak salak,
salak besar warnanya hitam.
Pada alam tidak berakhlak,
Akan datang bencana alam.
Dahan kering dipatahkan,
pohon tua banyak duri.
Jangan saling menyalahkan,
Mari sama-sama muhasabah diri.
Hati sepi rasa merana,
Sangat sedih sepenuh rasa.
Hujan turun jadi bencana,
Mungkin karena banyak dosa.
Warna putih sayap angsa,
datang menyengat kawanan lebah.
Jika penduduk negeri bertakwa,
Pasti hidup mereka penuh berkah.
Hujan turun tak henti-henti
Negeri afrika banyak gurun,
Negeri kita banyak melati.
Dari malam hujan turun,
Sudah pagi belum berhenti.
Kapuk dari pohon randu,
Mangga kecut namanya kemumu.
Hujan rintik suansa syahdu,
Paling enak ngobrol sama kamu.
Panjang ekor ikan pari,
Pergi ke pantai pakai topi.
Hujan turun pagi hari,
Nyantai dulu sambil ngopi.
Jalan-jalan ke kota Mekah,
Jangan lupa ke Madinah.
Moga hujan jadi berkah,
Suburkan ladang juga sawah.
Padang pasir namanya gurun,
Tempat burung menaruh telur.
Kalau hujan masih turun,
Tarik selimut, yuk kita tidur.
Sejuk-sejuk tertiup angin,
Burung nuri terbang melayang.
Hujan turun udara dingin,
Paling enak dipeluk yayang.
Rumah mewah ada piano,
Anak kecil giginya tanggal.
Begini nasib jadi jomblo,
Hujan turun meluknya bantal.
Susu energi dari milo,
Diminum oleh tukang cangkul.
Memang kasian jadi jomblo,
Kedinginan memeluk dengkul.
Kaki sakit berjalan lambat,
Hendak memetik buah tomat.
Hujan turun sangat lebat,
Moga semua tetap selamat.
Irian cederawasih,
Bangun tidur sikat gigi.
Cukup sekian terimakasih,
Saya mau tidur lagi.
Siang hari pergi ke kebun
Di kebun menanam jagung
Sekarang ini musim hujan
Jangan lupa membawa payung
Bersembunyi dibawah pohon
Di atas pohon melihat monyet
Jangan bermain dibawah air hujan
Kalau tidak mau badanmu sakit
Habis mandi berangkat sekolah
Berangkat sekolah pakai sepeda
Hujan itu membawa berkah
Untuk kehidupan alam dunia
Akar itu menopang tumbuhan
Tumbuhan menyerap karbon dioksida
Jika hujan tengah turun
Berteduhlah hingga reda
Kita ini butuh oksigen
Oksigen berasal dari tumbuhan
Ada keindahan dibalik hujan
Indahnya melebihi berlian
Kumpulan Pantun Hujan
Sebelum berangkat sekolah harus sarapan
Sarapan pagi dengan sepiring bubur
Bahagialah saat hujan turun
Dia membuat tanah menjadi subur
Menghirup oksigen untuk tetap hidup
Paling segar di pagi hari
Hujan turun membawa awan gelap
Dibalik itu tersimpan pelangi
Liburan naik pesawat
Naik pesawat tujuan Kota Surabaya
Hujan turun membawa nikmat
Untuk makhluk hidup di alam dunia
Mencari ikan tugasnya nelayan
Nelayan berlaut menggunakan perahu
Gerimisnya air hujan yang turun
Membuatku jatuh kedalam masa lalu
Petani di sawah sedang makan
Mereka makan dengan sagu
Rintikan hujan yang turun
Turun membawa sebuah rindu
Pantun Hujan Turun Lagi
Jalan-jalan ke tengah gurun,
Kaki luka obati benalu.
Lama kunanti hujan turun
Agar terbuka kenangan lalu.
Air kali dari selatan
Bunga melati dekat randu.
Setiap kali turun hujan
Dalam hati terbit rindu.
Orang tua sakit gigi
Burung hinggap di atas tiang.
Bila hujan turun lagi
Wajah ayumu datang membayang.
Pagi-pagi makan kismis
Rumah bersih amat rapi.
Sepi sendiri saat gerimis
Hanya ditemani secangkir kopi.
Kayu beringin dari selatan,
Perut lapar makan ketan.
Walau dingin menusuk badan,
Bayang wajahmu memberi kehangatan.
Kayu belah menimpa kelapa,
Kota Tasik amat indahnya.
Lama sudah tak berjumpa
hujan ini mengusik kenangan lama.
Keras kayu pohon meranti
Anak angsa jatuh di tepi.
Hujan turun tak henti-henti
Hati nelangsa bertambah sepi.
Goreng tahu tambah petis
Ikan digoreng hilang amis.
Kalau hujan turun romantis
Rasanya ingin digoda si manis.
Baju batik bergambar hewan
Golong sakti bersama parang.
Gadis cantik dalam lamunan
Kini sudah diambil orang.
Kopi manis dari kedai
Cahaya surya membuat silau.
Biarkan hujan dengan badai,
Seperti hatiku yang galau.
Hutan lindung hilang sorban
Dari hulu menuju hilir.
Langit mendung menahan beban
Hujan turun deras mengalir.
Pohon teduh pohon beringin
Makan bubur dengan santan.
Hujan turun tak terasa dingin
Bersamamu ada kehangatan.
Mobil sedan empat roda
Membawa emping dari desa.
Saat hujan hati bahagia
Sebab di sampingku kau ada.
Daun talas di atas nampan,
Ada tomat dekat dipan.
Secangkir kopi panas kau hidangkan
Betapa nikmat segenap kehidupan.
Kancil berlari amat cepat,
Kumbang datang hendak menyengat.
Menatap wajahmu lamat-lamat
Gerimis ini membawa hangat.
Jalan-jalan ke Ujung Pandang,
makan di restoran dengan ikan.
Saat mata saling memandang
Di situlah cinta kurasakan.
Bunga melati bunga yang wangi
Ke Jakarta naik kereta.
Mari nikmati teh hangat ini
Duduk berdua sambil bercerita.
Jalan basah banyak genangan,
Kebun luas tempat si rusa.
Hujan selalu membuka kenangan
Menetes air mata tak terasa.
Kalau ingat di kelokan,
Harum wangi banyak dara.
Senyuman hangat yang kau berikan
Menyembuhkan hati yang duka lara.
Ramai orang saat kenduri,
Anak-anak main ayunan.
Betapa bahagia bersama bidadari,
Sayang hanya dalam lamunan.
Akhir Kata
Nah, itulah kumpulan Pantun Hujan Turun Deras : Lucu, Menghibur, Bijak, Nasehat, islami dan Menyentuh Hati yang dapat saya sajikan. Semoga dengan adanya kumpulan pantun hujan ini dapat bermanfaat dan menghibur kalian semua dalam konidis hujan yang deras saat ini. Tetap jaga kesehatanmu dan diamlah di dalam rumah. Jangan main hujan-hujanan ya, agar kamu tidak sakit.