Pantun Kasih Sayang Romantis dan Bikin Baper Pasanganmu baik itu Pacar, Suami, Sitri ataupun Keluargamu - Halo Sobat Pantunsiana, jumpa kembali denganku di situs ini. Pada kesempatan ini saya akan kembali untuk berbagi pantun untuk kalian semua.
Pantun Kasih Sayang
Pantun ini berjudul Pantun Kasih Sayang Romantis dan Bikin Baper. Tentunya dengan membaca pantun ini hati kalian akan terhibur. Bahkan pantun ini dapat kalian jadikan untuk ngegombal pasanganmu. Nah bagi kalian yang sudah tidak sabar lagi ingin membaca kumpulan pantunnya, maka silahkan langsung simak pada bait pantun dibawah ini!
Pantun Kasih Sayang Cintaku
Beribu-ribu para pelukis,
hanya satu memakan roti.
Beribu-ribu cewek yang manis,
hanya engkau di dalam hati.
Syair puisi pantun dan madah,
pujangga ciptakan sepenuh rasa.
Engkau tetap yang terindah,
dalam hidupku sepanjang masa.
Surya terbit datanglah pagi,
terbit dari Tanjung Meranti.
Hanya untukmu cinta ini,
tetap untukmu hingga nanti.
Bunga wangi bernama selasih,
tumbuh liar di pinggir kali.
Saat dirimu curahkan kasih,
hidup hampa gairah kembali.
Pinggir sungai banyak nipah,
sayang airnya terasa sepah.
Kasih sayang semakin berlimpah,
jadikan hidupku semakin indah.
Anak kecil jadi pemayang,
malam hari menonton wayang.
Ketahuilah wahai sayang,
cinta ini penuh kasih sayang.
Pita merah panjang sekilan,
jatuh satu ke dalam rantang.
Cintaku bagaikan rembulan,
dipagari bintang-bintang.
Dari jauh para tamu,
datang untuk mencari ikan.
Izinkan aku mencintaimu,
cinta sepanjang putaran zaman.
Sungguh indah Ujung Pandang,
indah pula Kota Pinrang.
Dari awal beradu pandang,
wajahmu terbayang-bayang.
Prajurit jalan berselang-selang,
berkicau keras burung kutilang.
Dari dulu hingga sekarang,
cinta hakiki tak pernah hilang.
Gunung Jati anak Rara Santang,
dikasihi juga disayang.
Walau banyak godaan datang,
teguh diriku tak pernah goyang.
Untuk apa menanam ranjau,
jangan perang engkau semai.
Kasih sayang tumbuh menghijau,
jiwa lapang hatipun damai.
Dongeng lama tentang peri,
peri menolong sang puteri.
Engkau bagai bunga berseri,
suntingan jiwa bijak bestari.
Di Bandar banyak orang,
hilir mudik kanan dan kiri.
Tak kan pudar kasih sayang,
tambah erat hari ke hari.
Jika nuri hinggap di tiang,
ingin melihat ikan menyelam.
Jika hati saling menyayang,
romantis tumbuh siang dan malam.
Papan rengat dari rawa,
banyak orang ingin membawa
Cintamu hangat di dalam jiwa,
laksana cahaya dari sang surya.
Pedih bukan sembarang pedih,
pedih tenggorokan makan kolak.
Sedih bukan sembarang sedih,
sedih karena cinta ditolak.
Pisau diasah di atas palu,
palu kecil diangkat ringan.
Inilah kisah paling pilu,
cintaku bertepuk sebelah tangan.
Walau batik jadi baju,
tetapi polos lebih laku.
Walau cantik walau ayu,
tetapi dia bukan jodohku.
Suara harimau terdengar sember,
harimau tua tak berkuku.
Walau air mata satu ember,
tak kan dia menerima cintaku.
Sebuah nama punya arti,
mencari nama berhati-hati.
Biarlah aku bersedih hati,
untuk dia yang di hati.
Dunia ini amat hina,
bagai si renta yang terkulai.
Pikiranpun gundah gulana,
karena kasih yang tak sampai.
Mungkin hendak membeli lurik,
ayam jantan dari Pati.
Mungkinkah ada yang lebih baik,
selain gadis pujaan hati?
Anak kecil giginya tanggal,
belum tumbuh cambang kumis.
Kuucapkan selamat tinggal,
duhai gadis yang paling manis.
Batu gosok batu rusa,
untuk menggosok wajah muka.
Mungkin esok atau lusa,
akan terobati sgala luka.
Api kecil dari tungku,
apinya kecil habis kayu.
Sudah lama kutunggu-tunggu,
kapan kamu bilang I Love You.
Pagi hari berangkat kerja,
untuk mengairi padi di sawah.
Kalau cinta katakan saja,
bilang I Love You itu mudah.
Dunia ini hingar bingar,
jangan sampai engkau tergoda.
Telinga ini ingin mendengar,
saat kau ucapkan kata cinta.
Lima waktu jangan kurang,
selalu tunaikan sholat sembahyang.
I Love You jangan sembarang,
katakan pada orang yang disayang.
Beli jahe beli ketumbar,
potong jahe memakai parang.
Ingin bilang jantung berdebar,
bila I love You untukmu sayang.
Depan rumah tanam lempuyang,
tanah keras dicangkulkan.
Dalam hati segunung sayang,
di bibir berat mengucapkan.
Petang hari mengambil kayu,
untuk dibuat menjadi bangku.
Bukan takut bilang I love U,
tapi takut kau menolakku.
Kalau hati sudah buta,
budi baik amat langka.
Kalau memang kamu cinta,
aku pasti kan menerima.
Untuk apa pati geni,
puasalah sesuai syariat Nabi.
Jika cintamu tulus murni,
kuterima sepenuh hati.
Apa tanda kapal di samudra,
memberi tanda walaupuh jauh.
Apa tanda orang jatuh cinta,
jika jauh merasa rindu.
Apa tanda rumah istana,
semuanya terlihat baru.
Apa tanda tumbuh cinta,
terasa di dada rasa cemburu.
Kue cucur di dalam loyang,
masih hangat hendak disajikan.
Cemburu tanda kasih sayang,
untuk kekasih sang pujaan.
Baju baru dari seberang,
Warnanya elok sangat rupawan.
Cemburu jangan sembarang,
cemburu demi kebahagiaan.
Bila pergi ke sudut pasar,
mengantri diri mesti sabar.
Bila cemburu lebih besar,
kasih sayang bisa bubar.
Rumah sehat selalu bersih,
disapu gadis bak seorang dayang.
Ini pantun cinta kasih,
kasih cinta serta sayang.
Apa tanda buah mangga,
bentuk bulat panjang tangkainya.
Apa tanda orang setia,
dalam hidup seiya sekata.
Apa tanda hari petang,
ufuk Barat merah warnanya.
Apa tanda orang sayang,
kekasih dilindungi dari marabahaya.
Dari Palembang ke Payakumbuh,
di Pariman pula akhirnya bertemu.
Bagaimana cinta bisa tumbuh,
doakan dia dari hatimu.
Anak Cina pergi ke pasar,
lewat jalan yang amat lebar.
Bagaimana cinta semakin besar,
hadapi dia dengan hati yang sabar.
Panjang ekor ikan pari,
walau panjang tak berduri.
Jalan-jalan sore hari,
melepas penat damaikan diri.
Baju putih ujungnya berenda,
amat anggun dipakai dara.
Hujan turun baru reda,
amat segar hirup udara.
Bersorak anak hore hore,
mendapat buah salak pondoh.
Jalan-jalan sore sore,
siapa tahu bertemu jodoh.
Sudah lama ke pohon randu,
pohon randu banyak buahnya.
Sudah lama hati rindu,
menemukan belahan jiwa.
Harum wanginya bunga selasih,
tersiram hujan daunnya basah.
Belahan jiwa curahan kasih,
tempat tenangkan resah gelisah.
Bila senja berwarna merah,
waktu magrib dekat tandanya.
Bila kasih sayang tercurah,
hati inipun akan bahagia.
Naik tinggi pakai tangga,
siapa yang ingin jadi pertama.
Tiada kusangka tiada kuduga,
bertemu dengan kekasih lama.
Pulang pagi karena ronda,
sangat mengantuk kedua mata.
Sekarang dia sudah janda,
tapi wajahnya masih cantik jelita.
Mentari hampir terbenam,
cahayanya tak lagi memuai.
Kasih diberi sayang ditanam,
cinta sejati kan dituai.
Membuat bolu pakai loyang,
loyang ditaruh dihangatkan.
Puaskan diri menanam sayang,
bahagia pula yang kita dapatkan.
Rambut ikal jatuh tersurai,
duduk sendiri di atas bangku.
Cinta kasih harus terurai,
lewat tutur dan tingkah laku.
Kayu jati untuk papan,
memakunya sangat segan.
Tutur kata sangat sopan,
orang lainpun pasti segan.
Jangan suka meniru Barat,
ikuti petunjuk dari syariat.
Jangan suka mengumbar aurat,
kekasih hatipun pasti hormat.
Taruh kembali pisau belati,
karena tajam seperti duri.
Cinta kasih ada di hati,
biarlah tumbuh dan berseri.
Pandawa lima dan Kurawa,
mereka masih bersaudara.
Kasih sayang terbit di jiwa,
bila berjuang bersama-sama.
Tuan bangsawan anak priyayi,
membaca buku pakai lentera.
Saling menghormati menghargai,
rumah tangga rukun sejahtera.
Untuk apa mawar berduri,
kalau akhirnya merobek sari.
Untuk apa menang sendiri,
kalau akhirnya seorang diri.
Dunia ini tempat cabaran,
banyak pula kesengsaraan.
Hubungan cinta perlu kesabaran,
jauhlah diri dari pertengkaran.
Putih putih bunga melati,
bunga melur idaman hati.
Bukanlah cinta yang sejati,
bila kekasihmu tersakiti.
Anak gabus pandai berenang,
dari tengah menuju tepi.
Hati pasti merasa tenang,
bila cintamu cinta sejati.
Sarapan pagi minum susu,
satu kerat nasi ketan.
Cinta sejati bukan hawa nafsu,
cinta yang mencari keridhaan Tuhan.
Hindarkan diri berbangga-bangga,
takut nanti jadi melarat.
Bawalah kekasihmu ke telaga,
telaga bahagia dunia akhirat.
Sembilu tajam untuk menyayat,
daging sapi dikerat-kerat.
Jauhilah olehmu segala maksiat,
menjadi siksa di akhirat.
Tepung kanji untuk campuran,
ambil saja satu genggaman.
Ikutilah tuntunan Quran,
sabda Nabi sebagai pegangan.
Arjuna satria pandai memanah,
dari negeri antah berantah.
Agar rumah tangga sakinah,
taat pada apa yang diperintah.
Penduduk surga punya kemah,
dari permata yang sangat indah.
Perintah Allah memiliki hikmah,
mengikutinya mendapat berkah.
Jarum emas di dalam peti,
hilang satu di taman melati.
Kasih sayang yang sejati,
membawamu bahagia hingga nanti.
Langit biru amat luasnya,
tinggi tak tercapai oleh tangga.
Bukan hanya di dunia,
orang iman cintanya hingga surga.
Kancil melompat siput heran,
tupai melompat mencari makan.
Ajaklah kekasih belajar Quran,
kepada Allah kita dekatkan.
Sholat tahajud sebagai tambahan,
mengerjakannya dengan senang.
Siapa yang dekat kepada Tuhan,
hidup bahagia hatinya tenang.
Pak tani sedang menggarap lahan,
tatapannya jauh menerawang.
Siapa yang mencintai Tuhan,
hatinya diisi dengan kasih sayang.
Kuda berlari kaki berderap,
suara terdengar semakin dekat.
Kepada Allah jua kita berharap,
semoga cinta membawa rahmat.
Banyak orang mengejar harta,
nasib buruk pula yang diterima.
Cinta sejati membawa kita,
menuju surga bersama-sama.
Bayi manis belajar tengkurap,
Kalau jatuh darah tersirap.
Gadis sekarang susah diharap,
Wajah putih bokong berkurap.
Santri pandai menghafal hadis,
Agar menjadi ulama hebat.
Kucoba-coba mencari gadis,
Gadis kucari janda kudapat.
Anak ayam makan di kali,
Padi sawah sedang disemprot.
Waktu muda cantik sekali,
Setahun menikah langsung gembrot.
Bumbu dapur banyak bawang,
Daging habis tinggal tulang.
Pergi merantau mencari uang,
Hati rindu ingin pulang.
Terbang tinggi kunang-kunang,
Seperti lampu membawa terang.
Kalau pulang engkau kupinang,
Rupanya kamu sudah diambil orang.
Orang desa kirim upeti,
Untuk raja yang bijaksana.
Gadis manis pujaan hati,
Yang kudapat malah ibunya.
Rendang padang enak bumbunya,
Tetap eksis sepanjang zaman.
Ada enak nikahi ibunya,
Walau tua banyak pengalaman.
Baju seksi ujung berenda,
Beli di pasar lupa dibawa.
Ada enaknya nikahi janda,
Baru nikah anak sudah dua.
Jangan suka makan ketimun,
Tak termakan buah terongnya.
Jangan suka duduk melamun,
Melamun itu banyak boongnya.
Buah di pohon tolong ambil,
Ambil saja buah mangga.
Katanya sudah punya mobil,
Rupanya punya fotonya saja
Parfum wangi kayu gaharu,
Lidi kelapa menjadi sapu.
Aduh-aduh pengantin baru,
Duduk berdua tersipu-sipu.
Ada indahnya langit yang biru,
Ditambah angin yang menderu.
Ada enaknya jadi pengantin baru,
Masuk kamar langsung seru.
Hujan turun belum berhenti,
Jalan asyik menuju desa.
Adik manis pujaan hati,
Bolehkah abang meminta?
Burung kutilang ke utara,
‘tuk mengejar si merpati.
Minta apa Bang bilang saja,
Jangan dipendam dalam hati.
Daun beringin amat lebatnya,
Kalau terbakar keluar asapnya.
Abang ngantuk apa obatnya,
Tolong dong kasih resepnya.
Burung platuk kaki ikatkan,
Bunga layu lupa disiram.
Kalau ngantuk saya buatkan,
Segelas kopi yang sangat hitam.
Kampung jauh terasa sepi,
Ikan berenang dalam kolam.
Kalau Abang minum kopi,
Susah terpejam sampai malam.
Ada kumbang di pohon kelapa,
Itu dia si kumbang janti.
Jadi abang maunya apa?
Adik sungguh tidak mengerti.
Ke toko membeli tisu,
Kalau habis pergi ke pasar.
Kalau Abang cocoknya susu,
Mata mengantuk jadi segar.
kalau ingin membeli tisu,
naiklah perahu hingga ke hulu.
Kalau Abang minta susu,
Yuk kita masuk dalam kelambu
Nasi kuning di atas meja,
Minumnya dengan air kelapa.
Baru saja berangkat kerja,
Entah kenapa rindu tiba-tiba.
Baju batik siapa yang punya,
Jatuh satu ke atas pepaya.
Wajah cantik siapa yang punya,
Yang punya tentu saja saya.
Air mengalir dalam selang,
Sungguh jernih segar rasanya.
Bahagia bukan kepalang,
Punya kamu yang setia.
Burung dara ke utara,
Terbang melayang ke atas mega.
Hai sayang sedang apa?
Apakah kamu kangen juga?
Kalau jauh si pohon randu,
Ke mana lebah hendak berburu.
Kalau jauh terasa rindu,
Kalau dekat berpisah tak mau.
Bukan randu sembarang randu,
Randu kubis setinggi tiang.
Bukan rindu sembarang rindu,
Rindu adik manis yang kusayang.
Bukan randu untuk jamu,
Randu besar pada batang.
Bukan aku rindu kamu,
Rindu malam, kapan ya datang?
Buah mengkudu sudah ranum,
Tumbuh dekat pohon petai.
Kalau kamu sedang tersenyum,
bahagiaku tak pernah usai.
Prajurit gagah berani bertempur,
Badan kotor masuk lumpur.
Kepada Allah kita bersyukur,
Moga rumah tangga selalu akur.
Daun nangka sudah renta,
Tempat menggantung rumah lebah. s
Kepada Allah jua meminta,
Moga rumah tangga selalu berkah
Kenapa sawah banyak kerbau,
Kerbau membajak kuat tenaga.
Kenapa hati selalu risau,
Karena jodoh belum berjumpa.
Buahnya manis daunnya lebat,
Anak belanda memakan keju.
Anaknya manis sungguh memikat,
Sayang orang tuanya tak setuju.
Waktu pagi minum teh tarik,
Dapur mengepul siapa memasak.
Anaknya manis sangat menarik,
Tapi sayang akhlaknya rusak.
Kemana hendak mencari selasih,
Minuman segar tambah melati.
Kemana hendak mencari kekasih,
Yang setia dan baik hati.
Dongeng lama tentang Sinta,
Menikah dengan si Rama.
Kepada Allah aku meminta,
Kekasih hati yang setia.
Kecapi basah lima kilo,
Rakit bambu tampak menepi.
Begini susahnya jadi jomblo,
Hidup sendiri hatinya sepi.
Layangan putus jatuh ke kali,
Hutan bambu rumah panda.
Cari pasangan susah sekali,
ada yang cantik sayangnya janda.
Sarang lebah sangat tinggi,
Pohonnya patah karena gempa.
Cari pasangan ke mana lagi,
Ada yang bohay, anaknya dua.
Apa harus membeli tenda,
Nanti berkemah di hari selasa.
Apa harus mendapat janda,
Walau janda tapi montok luar biasa.
Burung perkutut burung gelatik,
Lihat sayapnya sangat indah.
Cari jodoh bukan yang cantik,
Yang penting paham tentang agama
Kue habis ada yang meminta,
Belang-belang kulit rusa.
Apakah ini namanya cinta,
Kalau berjumpa tak tentu rasa.
Dari utara ke selatan,
Tengah hari turun hujan.
Orang yang baik dan perhatian,
Membuat hati dirundung kerinduan.
Air minum dari kali,
Kali gunung amat jernihnya.
Kalau senyum manis sekali,
Salah tingkah aku jadinya.
Adzan maghrib adzan isya
Terdengar slalu spanjang masa.
Tapi ini hanya sebuah rasa,
Mungkin saja bercampur dosa.
Gerimis turun hadir pelangi,
Kebun subur kebun ubi.
Cinta sejati harus yang syar’i,
Sesuai petunjuk dari Nabi.
Daripada keluyuran,
Lebih baik main ke teman.
Daripada berpacaran,
Lebih baik menggapai masa depan.
Batu kali indah berjajar,
Kali mengalir airnya lancar.
Biarlah sekarang banyak belajar,
Agar cita-cita dapat terkejar.
Syair indah di ujung pena,
Dicipta oleh para pujangga.
Kalau jodoh tak kemana,
walau jauh pasti berjumpa.
Pulang kampung hari raya,
Jauh-jauh naik kereta.
Bagaimana akan bahagia,
Kalau maksiat campuri cinta.
Anak kecil suka ngeces,
Agar bersih tolong usapkan.
Kalau kamu sudah sukses,
Banyak cewek mengharapkan
Manis-manis buah nangka,
Daunya hijau amat lebarnya.
Kalau kamu mubtada’
Aku ingin jadi khobar-nya.
Jalan-jalan ke tanah Arab,
Jangan lewat negeri Sodom.
Dalam cinta aku berharap,
Moga melebur bagai idghom.
Air menetes lantai basah,
Jalan setapak jalannya kecil.
Moga cinta tiada terpisah,
Seperti fi’il dengan fa’il.
Itu kilat apa petir,
Bercahaya tanpa suara.
Aku ini fail mustatir,
Walau tak terlihat, selalu ada.
Main-main di pancuran,
Duduk santai di bawah kelapa.
Tidak usah berpacaran,
Pacaran itu dilarang agama.
Belanda datang pejuang menyerbu,
Maju terus tak pernah ragu.
Aku ingin kamu menjadi ibu,
Ibu dari anak-anakku.
Basah lantai baju batik,
Naik ke genteng pakai tangga.
Sudah pandai juga cantik,
Itulah ciri bidadari surga.
Terbang tinggi burung camar,
Pantai tepi banyak kelapa.
Kadang cemburu sangat samar,
Mirip seperti huruf ikhfa.
Bungkus nasi daun talas,
Cari daunnya yang cukup lebar.
Cinta kepadamu begitu jelas,
Serupa dengan hukum idzhar.
Jalan-jalan ke Jakarta,
Naik bis lewat pantura.
Kepada Allah aku meminta,
Moga bahagia rumah tangga
Mega mendung terlihat sendu,
Hujan turun di daerah hulu.
Pada ayah aku merindu
Terkenang masa kecil dahulu.
Lembah gunung ada kaldera,
Kabut tipis melayah-layah.
Terasa cinta begitu mesra,
Dari tangan seorang ayah.
Masuk rumah ucapkan salam,
Tanah luas ada pekarangan.
Ayah bekerja siang dan malam,
Agar keluarga tak kekurangan.
Hari petang dekat kolam,
Awas banyak sarang lebah.
Kadang datang hingga malam,
Badan letih mencari nafkah.
Dari kutub datang beruang,
Beruang kutub memangsa ikan.
Ayah engkau adalah pejuang,
Cinta ini kami berikan.
Kancil lucu tidurnya rebah,
Haus dahaga langsung minum.
Walau sedang susah payah,
Ayah berusaha untuk tersenyum.
Baju kotor segera ganti,
Pakai parfum wangi melati.
Ayah aku berjanji dalam hati,
bahagiakan engkau suatu hari nanti.
Makan bakso sambil di kunyah
Lezatnya tidak kepalang
Rindu sekali pada ayah,
Kapan ayah bisa pulang.
Pagi hari siram melati
Malam malam pergi meronda
Moga kami jadi anak berbakti,
Membagakan ayah dan bunda.
Air menetes di atas batu,
Batu pecah karena palu.
Doa kami di setiap waktu,
Moga bahagia mengirimu selalu.
dipagi hari ada belalang
disiang hari malah bergoyang
Aku berpantun hanya bilang,
I miss you adek sayang.
Ayo mari kita makan
Makannya dengan wafer
Ingin sekali kukatakan,
I love you forever.
Beli makanan isinya mini
meskipun mini tetapi keren
Dalam hidup diriku ini,
You are my best friend.
Sungai Musi sangat lebar,
Hari lapar pergi ke kedai.
Ingin sekali bertanya kabar,
How are you today?
Lidah pedas makan sambal,
Surya terik hidung mimisan.
Bukan aku menggombal,
You are my brightest sun.
Mentari terbit tandanya siang,
Rumput tinggi namanya ilalang.
Hati sedih pikiran melayang,
Kekasih hati diambil orang.
Warna putih tepung kanji,
Seputih kembang bunga melati.
Bibir siapa pernah berjanji,
Akan setia hingga mati.
Madu segentong kenapa tumpah,
Kalau tumpah banyak ruginya.
Lisan siapa yang pernah bersumpah,
Akan setia untuk selama-lamanya.
Penyair sering membuat madah,
Seniman kadang banyak tingkah.
Kalau di rumah banyak ibadah,
Cinta tumbuh bertambah berkah.
Badak burung sering berteman,
Lidah sakit merasa hambar.
Cinta itu laksana tanaman,
Bisa layu bisa juga mekar.
Bayu bertiup ke arah selatan,
Berhembus meniup daun ilalang.
Layu cinta karena pengkhianatan,
Cinta lama bisa-bisa menghilang.
Tak diberi jangan meminta,
Itulah akhlak orang mulia.
Kalau memang benar cinta,
Datang saja pinang si dia.
Pulang Bangka tempatnya lada,
Pantainya putih banyak kerang.
Ingin meminang uang tak ada,
Tak dipinang nanti diambil orang.
Kembang tua cepat layu,
Tempat hinggap si belalang.
Awas jangan mudah dirayu,
Oleh lelaki si hidung belang.
Senja hari langit memerah,
Bangau terbang tiada lelah.
Kalau aku pengen marah,
Memangnya salah?
Mawar bunga berduri,
Inspirasi penggemar seni.
Lagi bete sendiri,
Ngga pengen ditemani.
Kain beludru dalam peti,
Taruh di atas tempatnya tinggi.
Api cemburu menguras hati,
Gugur cinta tak lama lagi.
Laut dalam airnya biru,
Kalau asin tak bisa diminum.
Kalau aku masih cemburu
Tak mungkin bibir ini tersenyum.
Langit senja mulai memerah,
Surya bagai turun ke tepinya.
Mengapa harus marah?
Kalau tidak ada apinya.
Pohon besar tumbuh di hutan,
Kicau burung tak henti-henti.
Terbakar api panas di badan,
Terbakar cemburu panas di hati.
Bebek cobek di atas meja,
Jangan taruh dalam peti.
Liat kamu cuek aja,
Cemburu aku setengah mati.
Padang datar tempat berburu,
Tersandung batu terasa pedih.
Saya ini kuat cemburu,
Itulah sebabnya selalu sedih.
Langit biru terlihat merah,
Itu tandanya sudah senja.
Cemburu jangan dilawan marah,
Cemburu itu tandanya cinta.
Pipit hingga di pangkal nangka,
Tangkai kecil mudah patah.
Kalau cemburu katakan saja,
Kamu diam aku serba salah.
Pergi ke Bandung naik kereta,
Beli tiket di sini saja.
Kalau kekasih cemburu buta,
Buang dia ke laut aja.
Beli baju ujung bolong,
Rusak baju karena jahitan.
Bukan aku berkata bohong,
Cintaku padamu seluas lautan.
Kalau beli gula merah,
Cicipi dahulu sedikit saja.
Kalau adik sedang marah,
Rasanya sempit seluruh dunia.
Pohon tua lekas tumbang,
Tempat bermain si anak kumbang.
Hanya adik di hati abang,
Cintaku satu tidak bercabang.
Satu titik dua koma,
Baca banyak berhenti dulu.
Bolehkah aku bertanya,
Jauh darimu kenapa rindu?
dari sungai datang lintah,
lintah naik ke tengah sawah.
Aku sedang jatuh cinta,
Berkali-kali ke orang yang sama.
Satu titik dua koma,
Satu baris jangan dilupa.
Kalau boleh aku bertanya,
Kamu yang manis milik siapa?
Petir menyahut rasa menyambar,
Langit mendung terlihat pekat.
Dag dig dug hati berdebar,
Melihat dia jalan mendekat.
Kayu roboh jadi titian,
Jalan setapak menuju hulu.
Buat kamu yang perhatian,
Moga kamu jadi jodohku.
Nyamuk terkurung dalam kelambu,
Banyak cicak hendak memakan.
Demi cintaku kepadamu,
Mobil mercy aku belikan.
Kaligrafi huruf berseni,
Pajang di dinding tuk keindahan.
Entah kenapa dengan lidahku ini,
Makan masakanmu pasti ketagihan.
Ada keris di pohon kelapa,
Manis rasanya buah pepaya.
Adik manis sedang apa?
Mari tidur bersama saya.
Dunia ini sifatnya fana,
Pedang sakti dari baja.
Tidurnya nanti saja,
Kalau mau tidur duluan aja.
Ayam turun akan bertelur,
Lari cepat dikejar kucing.
Ingin hati cepat tidur,
Tapi kepala terasa pusing.
Kalau ayam dikerja kucing,
Karena takut larinya lambat.
Kalau kepala sedang pusing,
Biar adik ambilkan obat.
Jalan-jalan ke Cianjur,
Hati senang hatiku riang.
Obat toko tidaklah manjur,
Inginnya dipijat olehmu sayang.
Hari libur pergi memancing,
Kail terkait pada kain.
Kalau dipijat abang makin pusing,
Ujung-ujungnya minta yang lain.
Kalau kail terkena kain,
Lebih baik lepaskan saja.
Kalau memang minta yang lain,
Adik manis kabulkan saja.
Buah tua makin ranum,
Buah manis dari mangga.
Dipijat saja belum,
Abang sudah minta yang ngga-ngga.
Ikan hiu ikan teri,
Kebun lama tumbuh pala.
Kita ini suami istri,
Di kasurpun bisa cari pahala.
Ujung pisau sangat tajam,
Untuk berburu besok lusa.
Malam-malam tak terpejam,
Hendak tidur tak bisa-bisa.
Tanah kosong ditanam labuh,
Labuh ditanam tumbuh mengkudu.
Terkenang kamu yang jauh,
Kamu memang membuat rindu.
Kenapa pergi satu windu,
Terkirim salam pada sang bayu.
Kenapa dalam hati ada rindu,
Karena aku memang i love you.
Pangeran Jawa ke negeri Campa,
Gelar bangsawan mangkubumi.
Sepi sendiri pikiran hampa,
Kangen sangat pada suami.
Main batu di dekat gardu,
Lihat kembang mulai menguncup.
Jika teringat pengorbananmu,
Ingin rasanya hatiku dikecup.
Rhoma Irama berkelana,
Tiada yang kenal siapa dia.
Bagaimana kabar di sana,
Fokus saja dengan kerja.
Besar batang pohon meranti,
Kalau roboh menimpa padi.
Di sini aku selalu menanti,
Selalu setia apapun yang terjadi.
Ikan kolam disambar elang,
Walau dikejar tak didapatkan.
Bila malam datang menjelang,
Rasanya elusanmu yang kuharapkan.
Sedap masakan bumbu jintan,
Luka tersayat pasang perban.
Bersyukur punya suami pengertian,
Untuk keluarga selalu berkorban.
Kotak ajaib jangan pindahkan,
Misteri menyimpan kekayaan.
Moga Allah selalu mudahkan,
Moga bertambah pundi kebahagiaan.
Malam-malam terbang kalong,
Makan buah, buah kedondong.
Aku tidak berkata bohong,
Kamu menikah aku sedih dong.
Tajam gigi si buaya,
Kancil lari di pundaknya.
Moga kamu hidup bahagia,
Dengan dia yang kamu cinta.
Habis semua tak bersisa,
Hanya ada buah pala.
Pacaran kita hanya dosa,
Sekarang cintamu dapat pahala.
Raja mengirim adipati,
Datang tabib bercerita.
Cintailah dia sepenuh hati,
Jadikan dia wanita bahagia.
Baju gamis baju kebaya,
Membeli satu dapat dua.
Cintai dia dengan setia,
Karena itu yang diharap wanita.
Supaya pandai hendaknya sekolah,
Belajar ilmu jangan dilupa.
Bukan hanya kamu yang lelah,
Istri di rumah juga banyak bekerja.
Mawar merah tangkai berduri,
Lebih indah bunga kenanga.
Kalau ingin dihormati istri,
Jadilah suami penuh cinta.
Bukan hanya bunga setaman,
Kembang mekar beri keharuman.
Bukan hanya kepada teman,
Istri juga butuh perhatian.
Untuk apa membeli tangga,
Kalau belah di ujungnya.
Untuk apa berumah tangga,
Kalau lisan pandai berdusta.
Ini ubi atau ikan,
Bukan direbus malah dipanggang.
Ini suami atau bukan,
Ada istri jarang dipegang.
Saat purnama sungai pasang,
Membagi rendang di tempayan.
Terimakasih istriku sayang,
Telah membawa kebahagiaan.
Coba membaca huruf dieja,
Lambat laun nanti bisa.
Walau lelah tubuh bekerja,
Pulang ke rumah rasa bahagia.
Jalan-jalan ke pantai kuta,
Rawa bening banyak sepatnya.
Istri shalehah laksana permata,
Sangat mahal sudah mendapatkannya.
Busur kecil untuk panah,
Menusuk batu besar sebongkah.
Kalau istri sudah qonaah,
Rezeki sedikit menjadi berkah.
Walau mendapat ikan pari,
Lebih enak ikan cakalang.
Walau bertemu setiap hari,
Rasa sayang tak pernah kurang.
Mawar merah tangkai berduri,
Walau berduri alangkah harumnya.
Hidung mancung wajah berseri,
Kalau boleh tahu siapa namanya?
Kain batik siapa yang punya
Dijual di pasar dalam lembaran.
Wanita cantik siapa yang punya?
Masihkah dibuka pendaftaran.
Bulu mata terlihat lentik,
Banyak yang suka si anak manja.
Aku memang belum baik,
Tapi ingin melihatmu bahagia.
Sayap berbintik di kain batik,
Pempek bercampur cuka.
Sudah cantik, orangnya baik.
Sudah tentu banyak yang suka.
Panjang tongkat sehasta,
jatuh ke sawah padi ketan.
Jika boleh aku meminta,
Berikan aku kesempatan.
Pantun kasih Sayang Pendek
Bikin atap dari lontar.
Mata menatap hati bergetar.
Burung gelatik indah warnanya.
Kamu cantik siapa yang punya?
Baju batik di pohon kedondong.
Hai cantik godain aku dong!
Burung gelatik terlihat anteng.
Kamu cantik aku ganteng.
Makan piscok bikn ketagihan.
Kita cocok, cocok di pelaminan.
Odong odong bertalu talu.
Kapang dong kita ke penghulu?
Air cuka air mata.
Aku suka kamu cinta.
Naik kereta, kereta rusa.
Jatuh cinta berjuta rasa.
Haus minum, badan segar.
Kamu tersenyum hatiku bergetar.
Minum jamu di pinggir kali.
Deket kamu nyaman sekali.
Makan kemumu di pohon randu.
Senyumanmu bikin rindu.
Satu titik di bunga selasih.
Wajahnya cantik hatinya bersih.
Batik batik dari Solo.
Cantik cantik masih jomblo.
Kepiting yuyu makan selada.
Bukan merayu bukan menggoda.
Satu titik dua kedondong.
Hai cantik temenin aku dong.
Minum jamu dari singkong.
Liat kamu langsung cintrong.
Jalannya rata kakinya tertatih.
Matanya jelita pipinya putih.
Badan gerah kurang segar.
Bibir merah bagaikan mawar.
Pohon mangga daunnya rimbun.
Bening mata sebening embun.
Angin melayah ke Trengganu.
Tak kan goyah cintaku padamu.
Panas api membakar kedai.
Berani kuhadapi gelombang badai.
Bambu belah jangan dipaku.
Cinta ialah kamu dan aku.
Tiada permata kalau tiada batu.
Tidak ada cinta, kalau tidak ada kamu.
Burung bertemu di atas awan.
Kepadamu aku tertawan.
Anak itik makan petis.
Sudah cantik kamu romantis.
Emas permata si tuan raja.
Kalau cinta bilang saja.
Baca gurindam, Raja Selatan.
Cinta dipendam, sakit di badan.
Rakit hulu dari kelapa.
Sakit rindu obatnya apa?
Rakit hulu menjemput tamu.
Sakit rindu obatnya bertemu.
Tahu gimbal tahu Melayu.
Bukan menggombal bukan merayu.
Asam kandis dari Bugis.
Kamu gadis paling manis.
Buah kelapa dalam kereta.
Pertama jumpa langsung jatuh cinta.
Tajam paku untuk mengukir.
Cinta pertamaku cinta terakhir.
Pergi ke kota pakai pedati.
Jauh di mata dekat di hati.
Dalam lesung ada kelapa.
Hidung mancung punya siapa?
Kain batik di kota Mekah.
Neng cantik ayo nikah.
Di atas tiang ada layang-layang.
Kamu sayang hatiku melayang.
Timang-timang daun lebat.
Kamu memang paling hebat.
Pantun Cinta Romantis
Awan hitam cukup tebal,
Rupanya itu pandangan semu.
Entah merayu entah menggombal,
Yang pasti hatiku rindu kamu.
Kota lama banyak gelatik,
Terbang tinggi jauh melayang.
Makin lama makin cantik,
Pantas saja aku mabuk kepayang.
Batu kali batu bata,
Indah sekali senja merona.
Makin lama makin cinta,
Pribadimu makin mempesona.
Dari hulu hingga ke seberang,
Naik sampan bergoyang-goyang.
Dari dulu sampai sekarang,
Kepadamu selalu sayang.
Keras batu si batu karang,
Tempat bermain ikan dan kerang.
Cintaku bukan cinta sembarang,
Cinta mati untukmu seorang.
Ruang tamu cukup lebar,
Indah dihias oleh permata.
Dekat denganmu dada berdebar,
Apakah itu tanda dari cinta?
Menulis syair di daun lontar,
Lontar diminum airnya segar.
Baru saja pisah sebentar,
Rindu di dada menggelegar.
Udara dingin menggigil rasanya,
Makan ke dalam loyang.
Sekedar ingin bertanya,
Kamu gi ngapain sayang?
Tanah Abang tempatnya kain,
Kota Tegal banyak jamu.
Jangan tanya aku ngapain?
Aku lagi kangen kamu.
Akhir Kata
Nah itulah kumpulan Pantun Kasih Sayang Romantis dan Bikin Baper yang dapat saya sajikan. Semoga dengan adanya pantun Pantun Kasih Sayang Romantis dan Bikin Baper ini dapat bermanfaat dan bisa menjadi referensi bagi sobat semua. Terimakasih kalian sudah membaca kumpulan pantun ini, janganlupa baca juga kumpulan pantun yang lainnya dibawah ini. Sampai jumpa di ulasan pantun yang lainnya.