100 Pantun untuk Petani Lucu dan Sangat Menghibur Bikin Ngakak
Pantun untuk Petani Lucu dan Sangat Menghibur - Halo sobat pantunsiana, apa kabarnya? semoga kita dalam keadaan sehat wal afiat ya. Pada kesempatan ini saya akan berbagi lagi sebuah bait pantun dengan tema petani di Indonesia. Disini sudah saya siapkan beberapa bait pantun untuk petani yang sangat bijak dan tentunya lucu sekali.
Pantun untuk Petani
Semoga petani di Indonesia hidupnya semakin makmur dan sejahtera, karena tanpa mereka kita juga akan kekurangan sumber pangan. Dengan adanya petani di Indonesia maka sumber pangan akan mudah di dapat dan kebutuhan pangan kita bisa tercukupi.
Apalagi masyarakat Indonesia ini penduduknya sangat banyak. Untuk memberikan rasa hormat kepada mereka maka disini sengaja saya sajikan pantun khusus petani. Semoga dengan ini kita bisa lebih memperhatikan jasa-jasa mereka dan mengangkat harga jual beli produk petani dengan baik, sesuai apa yang menjadi harapan para petani di Indonesia.
Pantun Petani Indonesia
Petani menanam padi
Padi menguning hatinya senang
Mari kita bersihkan hati
Di akhirat nanti biar bisa tenang
Petani menanam jagung
Jagung manis dibuat sayur
Persaudaraan selalu kita sambung
Agar hidup menjadi makmur
Petani menanam semangka
Semangka besar manis rasanya
Bila ingin rukun dengan tetangga
Setiap bertemu bertegur sapa
Petani menanam tomat
setelah panen dijual ke pasar
Bila kita kerja dengan cermat
Pasti dapat hasil yang besar
Petani menanam cabe
Cabe keriting merah warnanya
Kerja bareng rame-rame
Hidup rukun selamanya
Bank Indonesia memanglah hebat
Urus hortikultura hingga inflasi
Kalaulah salam tak dijawab semangat
Mari kita ulangi sekali lagi.
Bagi yang jawab salam semangat
Terima kasih banyak kami ucapkan
Semoga produksi pangan meningkat
Pertanian haruslah jadi perhatian
Pantun Petani Bijak
Pohon rukam memang berduri
Tumbuh sejajar dengan pohon bambu
Izinkan saya tegak berdiri
Di hadapan semua Bapak/Ibu.
Negara maritim negara bahari
Lautan luas membelah benua
Memang saya tegak berdiri
Biar kelihatan yang hadir semua.
Bulat-bulat si buah labu
Dibuat kolak dibagi-bagi
Tapi yakinlah Bapak dan Ibu
Saya orangnya rendah hati.
Basmi hama basmilah serangga
Peningkatan hasil panen mari peduli
Bapak Riza Falepi selamat pagi juga
Selamat juga menjadi Walikota kembali.
Ikan bauang si ikan salai
Dibawa nelayan di atas sampan
Silahkan lanjutkan yang terbengkalai
Ada kesempatan lima tahun ke depan.
Kini panen si buah naga
Tempatnya subur di tanah taruko
Kepala BI hadir juga
Selamat datang Bapak Puji Atmoko.
Terlahir dengan zodiak taurus
Di awal Mei tanggal tiga
Bukan hanya inflasi yang diurus
Mengurus petanipun ikut juga.
Satu satu menjadi dua
Salah menjumlah jangan kecewa
Selamat pagi hadirin semua
Untuk petani paling istimewa.
Ada pencuri ada perampok
Seluruh masyarakat tidak terima
Hari ini satu kelompok
Kelompok Tani Bina Bersama.
Kuat tarikannya besi berani
Di perlintasan rel tertahan roda
Semangat teruslah para petani
Walau bencana datang melanda.
Hutang uang elok dicicil
Hutang emas tergantung harga
Walaupun Payakumbuh daerahnya kecil
Lahan pertanian tetap terjaga.
Hati-hati terkena ketombe
Rutinlah keramas dan perawatan
Kini inflasi dipengaruhi harga cabe
Harga cabe kadang dipermainkan.
Jambak tidak,Penyalai pun bukan
Keturunan keluarga hendaklah dipelihara
Cabe tak ada di waktu makan
Makan orang Padang kurang berselera.
Hari ke empat lima dan enam
Hari ke tujuh sudah melemah
Wajarlah cabe kita tanam
Walaupun sedikit tanah di halaman rumah.
Mendaki Merapi naik di Pariangan
Mendaki gunung tak pernah kapok
Muda mudi kini turun tangan
Membina petani melalui kelompok.
Masalah memang dari dulu
Petani tak maju maju
Panen petaninya rendah selalu
Karena SDM nya kurang bermutu.
Tadi gelap kini telah terang
Ternak dilepas mencari makan
Mohon maaf terlebih kurang
Hanya itu yang dapat disampaikan.
Ada gelamai ada juga batih
Jangan dimakan kalau gosong
Cukup sekian dan terima kasih
Mari manfaatkan lahan yang kosong.
Dari bertani pulang menuju ladang
Membawa unggas bergombak bauk
Pergi pagi pulangnya petang
Membawa beras upah menumbuk
Malas bekerja malas menanam
Pergi ke sawah sebelum pergi
Bapak petani yang rajin menanam
Waktu panen rasa senang dihati
Senja turun cukuplah bertani
Dalam hati terselip doa
Para penguasa dengarlah ini
Berdamailah demi kami semua
Petani sedang menanam padi
Sambil menyanyi senang sekali
Hari ini waktunya pergi
Pergi menjual hasil bertani
Indahnya pemandangan sawah
Sawah ini milik saudara
Susah senang pergi ke sawah
Ada waktunya untuk bahagia
Kerbau tua bertanduk keweh
Tambat di Sendung bertumang tiada
Jika ada anak yang soleh
Di jemput pulang pun tidak mengapa
Apa di harap padanya sawah
Tempat yang dalam tidak berpadi
Baik ku jadi seperti ayah
Kepada tanah kita berbudi
Sawah pusaka tinggalan nenda
Tempat bangau tumpang berhenti
Biar pun hidup miskin harta
Jangan sampai menjual budi
Kerbau bajak tiada kelikir
Kelikir tembusu telah terlucut
Selagi hidup tidak berakhir
Mati jangan di sebut-sebut
Musim menuai lama berakhir
Tiba pula musim membajak
Petak yang kering kembali berair
Tempat haruan membiak anak
Jika ke sawah tidak berteman
Pulangnya sendiri jangan di nanti
Jika hidup tidak beriman
Bagaikan padi tidak berisi
Petak sudah habis di bajak
Benih padi telah di tabur
Ini bukan kerja budak
Benih dah tumbuh perlu bersyukur
Anak semai tumbuh sejengkal
Perlu di jaga perlu di puput
Bila sudah mati daun yang awal
Sudah bersedia untuk di cabut
Petak yang luas telah di bajak
Menunggu semai bila nak pindah
Semai yang panjang di kerat pandak
Nampak menghijau alangkah indah
Adek menangis hendak mengikut
Di tengah sawah di buat dangu
Tempat rehat bila mengantuk
Tempat bersolat bila sampai waktunya
Di hujung petak menahan bubu
Tempat ayah memintal tali
Keli, haruan, sepat dan puyu
Semua itu rezeki petani
Dah jemu tinggal di dangu
Adek ikut sampai ke petak
Tanya ibu adeknya mana
Mak Tak dengar pun adek teriak
Padi dara hijau sekeliling
Melepas lelah di tepi kali
Sementara menunggu padi membunting
Elok kita memancing kel
Pacat dan lintah tiada ku kesah
Anak petani mesti berani
Kalau hati selalu gundah
Itu alamat nak dapat suami
Selesai merumput rehat seketika
Melihat seluang berkejaran dikali
Tiada ertinya jika berduka
Lepas menuai bersandinglah nanti
Air yang jernih sejuk sekali
Disinilah tempat ayah berwuduk
Jika kita selalu berkelahi
Iblis tidak dapat di tunduk
Pohon lengkuning tumbuh merata
Isinya puteh bijinya hitam
Kalau nak jadi orang berjasa
Kena mengaji sehingga khatam
Sungai berbatu airnya jernih
Tempat orang membasuh kaki
Biar tak cukup dari tak habis
Di kenang orang hingga ke mati
Padi dah bunting rehatkan masa
Menanam bunga di tepi pagar
Biar cantik di pandang mata
Di petik orang tanda dah mekar
Sekawan dara membasuh kain
Kain cindai pudar warnanya
Kasih tidak pada yang lain
Jika di tunjuk kasih sayangnya
Bakul rotan berisi padi
Padi jemuran kuning warnanya
Sudah ku bilang sedari tadi
Kasih sayang ku jangan di tanya
Padi sudah keluar bunga
Tidaklah harum seperti seroja
Kasih bukan di mulut sahaja
Di dalam hati menjadi rahsia
Orang-orang menakutkan pipit
Pipit hutan terbang berkawan
Kasih sayangku pada mu adek
Rela ku mati di telan zaman
Haruan dan puyu menyambar sakan
Belalang dan katak jadi makanan
Ayah ke hutan mencari rotan
Membuat bakul dan juga gadang
Padi di tanam sudah semusim
Daun yang hijau bertukar ganti
Tangkai menunduk tak lagi menguning
Tanda padi semakin berisi
Sudah lama ibu di rumah
Semakin jarang pergi ke bendang
Padi dah kuning baru nak kesah
Takut di makan pipit melayang
Jika tidak pergi kepadang
Ibu suruh menarik layor
Kalau tidak tunggu di bendang
Padi tinggal jerami saja
Memang ibu suruh membuat bising
Supaya ciak terbang jauh
Seronok sungguh terjun di tebing
Dah puas bermain nanti bergaduh
Pergi pagi pulangnya petang
Habis di pusing keliling kampung
Kalau dah main tak ingat ke makan
Jika ibu marah siapa nak tolong
Pipit hutan sangatlah bannyak
Semakin di halau semakin kemari
Habis sekawan anak beranak
Alamat padi tak sempat berisi
Dari mana pipit melayang
Dari sawah turun ke padi
Dari mana datangnya sayang
Dari mata turun ke hati
Ciak Raya kuning kepalanya
Ciak tuli berkepala puteh
Kalu malas menghalaunya
Alamat padi di tinggal regih
Kala subuh berembun pagi
Meniti batas di kepala bendang
Kalau tidak pandai berbudi
Alamat tidak di kenal orang
Lepas merenggam mandi di sungai
Sungainya panjang bersambung-sambung
Mengajilah anakku biar pandai
Jika dah berilmu janganlah sombong
Selesai mengetam menampi pula
Biar terpisah padi dan hampa
Jangan di sebut dosa dan pahala
Jika tidak berserah pada yang kuasa
Dari sawah nampak berbalam
Gunung Inas tempat beradu
Sudahkah tertunai janji semalam
Sebelum di buat janji yang baru
Padi yang di tampi telah di simpan
Buat bekalan mencari teman
Jangan berjanji jika tak sepadan
Takut di keji di masa zaman berzaman
Sekianlah sudah seloka dan pantun
Buat tatapan di kemudian hari
Kasih tersimpan jiwa meruntun
Hendak ku sebut takut tak jadi
Akhir Kata
Nah, itulah kumpulan Pantun untuk Petani Lucu dan Sangat Menghibur yang dapat saya sajikan, semoga dengan adanya pantun ini dapat bermanfaat dan bisa menjadi referensi bagi sobat semua. Janganlupa baca juga koleksi pantun yang tidak kalah seru lainnya dibawah ini. Sampai jumpa di ulasan pantun yang lainnya.