50 Pantun Jomblo Ngenes Paling Menyedihkan Terbaru
Pantun Jomblo Ngenes Paling Menyedihkan Terbaru - Halo sobatsiana berjumpa kembali di Media Pantunsiana.com. Pada kesempatan ini kami akan menyajikan sebuah bait pantun yang super ngenes, karena pantun yang kami suguhkan ini bertema kegalauan yang pernah di alamai oleh seorang Jomblo Lovers. Jadi seorang pria atau wanita namun masih sendiri alias sigle dan belum punya pasangan itu memang rasanya sangat menyakitkan. Apalagi saat pergi liburan dimana teman kita perginya berpasangan dengan kekasihnya sedangkan kita masih sendirian saja.
Pantun Jomblo
Bahkan, ketika hendak reunian atau kondangan, dimana teman-teman kita sudah ada anak atau punya pasangan sudah menikah sedangkan kita sendiri masih sendirian. Hhaa ngenes banget yak... Namun tenang saja sobat, jangan terus larut dalam kesedihan karena kami akan menghibur kalian dengan pantun Galau super menyedihkan ini, dijamin kalian akan bisa sedih dan menyesali nasib malangmu ini hha. Yuk, tanpa banyak basa-basi lagi mari simak kumpulan bait pantun Jomblo Ngenes berikut ini!
Pantun Jomblo Ngenes
Tanah lempung dari Kendari,
Burung pipit hinggap di dahan.
Mumpung masih hidup sendiri,
Tabung gaji untuk pernikahan.
Gajah ngamuk kancil berlarian,
Di laut bermain si ikan karang.
Enaknya jadi jomblo sendirian,
Ke sana ke sini tiada yang melarang.
Pergi ke pasar membeli bahan,
Bahan baju untuk perawan.
Gaji besar tidak ada kebutuhan,
Begini nasib jomblo jutawan.
Lihat burung dalam sangkar,
Aduh kasian tak bisa keluyuran.
Lihat pasangan yang bertengkar,
Jadi jomblo penuh kesyukuran.
Joglo joglo rumah dulu,
Walau joglo bikin terharu.
Jomblo juga jomblo dari dulu,
Walau jomblo banyak yang mau.
Perahu melaju ke tepian,
Tali dilepas tiada ikatan.
Malam minggu waktunya jalan-jalan,
Ngga semangat jalan sendirian.
Walau hewan punya perasaan,
jangan jadikan sebagai permainan.
Yang suami istri bermesraan,
Makan berdua pandang-pandangan.
Anak sekolah hendak berkemah,
Tempatnya jauh ke pulau Lombok.
Malam minggunya hanya di rumah,
Cuma ngobrol sama tembok.
Burung belibis burung dara,
Makan beras dalam tampah.
Gaji habis duit tak ada,
Masak mie instan malah tumpah.
Biarpun mawar banyak duri,
Lebih indah daripada melati.
Biarpun malam minggu sendiri,
yang penting bisa hidup mandiri.
Pantun Jomblo yang sedang galau
Dari gunung turun ke lembah,
Melihat pemburu belajar memanah.
Usia berjalan, umur bertambah,
Tapi jodoh entah di manah.
Dari Lampung ke pulau Jawa,
Jauh-jauh mencari kerja.
Sahabat sekolah anaknya dua,
Tapi saya masih sendiri saja.
Gunung meletus bumi gempa,
Penduduk bumi banyak dosa.
Tolong emak tolong bapak,
Carikan jodoh buat saya
Kalau tumbuh pohon baujan,
Akan subur banyak tanaman.
Kalau datang musim hujan,
Jomblo galau karena kedinginan.
Dari hulu sampai seberang,
Banyak orang membawa parang.
Dari dulu sampai sekarang,
Bangsa jomblo ngga kurang-kurang.
Pantun jomblo yang bijak
Hari raya makan ketupat,
Makan makanan yang pasti halal.
Jadilah jomblo yang bermartabat,
Harga diri jangan diobral.
Lebih baik memasak pari,
Sudah terbukti banyak gizi.
Lebih baik hidup sendiri,
Menuju masa depan yang pasti.
Rumah joglo ada kelambu,
Talinya empat di ujung paku.
Aku jomblo bukan karena tak laku,
Jadi jomblo karena keputusanku.
Turun hujan sangat lebat,
Sungguh indah Raja Ampat.
Bukan menunggu jodoh yang hebat,
Cari dia yang paling cepat.
Kemana jago harus melaju,
Taji jago sudah tiada.
Ke mana jomblo harus mengadu,
Presiden jomblo sudah tiada.
Udara segar Bukit Tinggi,
Berlibur di sana berhari-hari.
Punya jabatan gajinya tinggi,
Inilah tipe jomblo yang pasti dicari.
Angin ribut angin topan,
Berhembus menabrak rumah papan.
Orangnya santun sangat sopan,
Pasti jomblo ini sudah mapan.
Lutung Kasarung cerita lama,
Dongeng kuno tanah Sunda.
Hidung mancung, matanya jelita,
Kamu jomblo yang sangat menggoda.
Dari mana datangnya jago,
Dari Palembang ke Prabumulih.
Dari mana datangnya jomblo,
dari angkuh dan pilih-pilih.
Jadilah seperti bunga melati,
Mekar tertimpa cahaya hangat.
Jadilah jomblo yang baik hati,
Agar banyak orang terpikat.
Hujan berderai baju basah,
Sedikit air banyak anginnya.
Hati resah hati gelisah,
Kemana aku mencurahkannya.
Bunga Melati danau Kintamani,
Segar udaranya saat pagi.
Sepi hati tiada yang menemani,
Sedang usia semakin tinggi.
Tukang sayur jual panci,
Tinggi sekali pohon meranti.
Tukang PHP sudah kubenci,
Yang tulus ikhlas masih kunanti.
Panas panas minum tebu,
Rasanya manis gula batu.
Maafkan ayah dan Ibu,
Karena belum kubawakan mantu.
Baca novel baca koran,
Ibu-ibu suka arisan.
Tiga kali puasa tiga kali lebaran,
Jadi jomblo kok belum bosan-bosan.