70 Pantun Kanak - Kanak yang Menghibur, Mendidik dan Memotivasi
Pantun Kanak - Kanak yang Menghibur, Mendidik dan Memotivasi - Halo sahabat Pantunsiana, pada kesempatan ini saya akan berbagi sebuah bait pantun kanak-kanak. Jadi buat teman-teman yang saat ini sedang membutuhkan referensi bait pantun kanak-kanak maka dapat menyimak kumpulan bait pantun yang ada dibawah ini!
Pantun Kanak Kanak
Pantun kanak-kanak merupakan salah satu kategori pantun yang sangat seru dan menghibur pantun jenis ini banyak digemari oleh Yang Muda Yang mana mereka sering berpantun disaat jika sedang berkumpul dengan teman-teman sebayanya.
Pantun jenaka Makanan ini sangat cocok sekali kalian itu tidak harus orang tua semua kalangan usia pantun ini sangat cocok digunakan di saat Kalian sedang santai mengobrol atau bercanda dengan teman-teman guna memecah suasana agar lebih seru dan menyenangkan.
Di sini saya berikan lagi beberapa bait pantun jenaka untuk versi anak-anak yang mana bisa kalian jadikan referensi dan dipergunakan dimanapun kalian berada.
Langsung saja silakan sahabat simak kumpulan pantunnya berikut ini.
Hitam warna burung gagak,
Burung kecil sangat pintar.
Kakinya satu berdiri tegak,
Kepala besar suka berputar.
Mata mengantuk langsung terpejam,
Sudah tidur semua terlupa.
Matanya satu kakinya tajam,
Cobalah tebak benda apa?
Daun jatuh dengan melayang,
Hujan jatuh di atas batu.
Memakan tiada kenyang,
Sudah makan jadilah abu.
Lihat pagi sudah terang,
Angin meniup pohon ilalang.
Bagaimana hati tak girang,
Melihat ayah sudah pulang.
Pohon tinggi jadi tiang,
Layang-layang ditarik benang.
Ayah kami sangat sayang,
Membuat hati sangat senang.
Beli baju beli kain,
Jalan kaki jauh ke pasar.
Maksud hati ingin bermain,
Apa daya harus belajar.
Batu gasing cepat berputar,
Menulis sabda dalam lontar
Di waktu kecil rajin belajar,
Akan senang di waktu besar.
Sungguh luas selat Malaka,
Perahu besar membawa peti.
Cobalah engkau terka,
Binatang apa tanduk di kaki.
Rumah jauh di Batu Kampar,
Naik kuda susah terkejar.
Dari mana datangnya pintar,
Dari ketekunan dalam belajar.
Burung bangau turun ke rawa,
Anak sekolah membawa pena.
Bagaimana tidak tertawa,
Pakai baju tak pakai celana.
Si buaya mengejar kancil,
Istana raja tak berpintu.
Belajar di waktu kecil,
Bagai mengukir di atas batu.
Kain panjang kain batik,
Lama terpakai jadi lusuh.
Ingin jadi kakak yang baik,
Adik manis mesti diasuh.
Udara segar di waktu pagi,
Datang surya tak ada awan.
Anak baik suka berbagi,
Hati mulia sifatnya dermawan.
Batu batu jatuh terbelah,
Kelapa habis dimakan tupai.
Minta maaf kalau bersalah,
Itulah tanda anak yang pandai.
Jalan-jalan ke Imogiri,
Tempat orang memetik bunga.
Jangan suka menyimpan iri.
Nanti bisa masuk neraka.
Jika terbang burung camar,
Akan mengepak dua sayapnya.
Jika kamu memang pintar,
gajah paling besar apanya?
Minum kopi beli di kedai,
Hangat hangat gorengan ikan.
Jika kamu mengaku pandai,
Buah apa tak bisa dimakan?
Ibu meminta dibelikan lilin
Lalu aku pergi menaiki sepeda
Pergi sekolah pada hari Senin
Berseragam putih merah dilanjutkan upacara
Satu tambah dua sama dengan tiga
Dua tambah dua sama dengan empat
Ramai bermain dan berolahraga
Hati bahagia dan badan sehat
Paman sedang mencabut akar
Dari tanaman yang ada di depan mata
Main bersama tidak boleh bertengkar
Ingat, ini permainan supaya kita tertawa bersama
Tamu datang dengan membawa karung
Lalu ibu membukakan pintu masuk
Sungguh senang menyimak kakung
Berdongeng sampai terbatuk-batuk
Ayah pulang membawa lampu pijar
Adik menyambut dengan berkata ‘hebat’
Memperhatikan ibu guru mengajar
Sungguh bisa membuatku bersemangat
Ibu datang dan bersalaman
Nenek menyambut dengan sangat saksama
Aku datang ke rumah paman
Sungguh senang berlibur bersama
Beli sayur mayur dan kembang kol
Masing-masing jenis membeli dua
Main petak umpet dan main untrakol
Seru sekali hingga kami tertawa-tawa
Belajar kelompok sepekan sekali
Aku senang-senang sambil menyimak
Adik menyanyi nyaring sekali
Kami tertawa terbahak-bahak
Air pantai mengguyur batu karang
Suasananya sungguh menghibur
Hari selasa petugas imunisasi datang
Sejak Sabtu aku tidak bisa tidur
Biasanya di saat berada di sekolah seusai belajar atau di waktu istirahat kita sering berkumpul dan bercanda dengan teman-teman berdiskusi juga teman-teman yang kerap pelawak atau melucu guna memecah suasana menjadi lebih konyol dan menyenangkan. Pastinya Di Antara Kalian mengalami akan hal ini dan tidak Terlupakan begitu saja karena kebersamaan dengan teman-teman sebaya menyenangkan dan tidak terulang kedua kalinya.
Burung camar di tepi pantai
Pantai indah banyak ombaknya
Jadilah kamu anak yang pandai
Sudah pasti banyak temannya
Lumba-lumba ikan pintar
Pandai bermain lingkaran api
Dari kecil hingga tumbuh besar
Harus taat abi dan umi
Indah nian burung kakak tua
Terbang tinggi tanpa ragu
Telah lama tidak bersua
Hati sedih karena rindu
Tingkap papan kayu persegi
Sampan sakat di Pulau Angsa
Indah tampan karena budi
Tinggi derajat karena bahasa
Sultan Leman di pekan Sabtu
Pengawalnya membeli lada
Jangan melawan kepada guru
Orang pelawan hatinya buta
Badan sakit belum sembuh,
Badan tua makin rapuh.
Meski jauh rela kutempuh,
Demi mendapatkan kasih yang utuh.
Kulit bambu untuk sembilu,
Untuk memasak ikan betutu.
Air mengalir dari hulu,
Kemana pula mengalir cintamu itu?
Bukit berbunga banyak duri,
Embun datang di waktu pagi.
Sakit bukan tertusuk duri,
Sakit karena ditinggal pergi.
Pergi ke kampung naik pedati,
Pedati ditarik hewan sapi.
Luka di tangan bisa terobati,
Luka di hati ke mana obat dicari?
Tanam padi di tanah rawa,
Tumbuh subur tiada hama.
Demikian kumpulan pantun tua,
Moga menjadi nasehat tuk bersama.
Jangan menulis di atas kaca,
Mari menulis di atas meja.
Untuk apa menangis karena cinta,
Lebih baik menangis karena dosa
Air mengalir dari pancuran,
Tempat minum anak rusa.
Untuk apa berpacaran,
Itu hanya menambah dosa.
Jangan menambal dinding kayu,
Rekatkan dengan besi paku.
Jangan menggombal jangan merayu,
Kalau kau siap, pinanglah aku.
Nasi goreng tabur bawang,
Makan dulu untuk sarapan.
Dalam hidup mesti berjuang,
Jangan sampai putus harapan.
Angin bertiup dari barat,
Bertiup sebentar hanya lewat.
Rindu ini begitu berat,
Hendak dilepas jua tak kuat.
Apa tanda durian tua,
Aroma wangi, buahnya jatuh.
Apa tanda jatuh cinta,
Kalau jauh merasa rindu.
Dari gerimis menjadi hujan,
Hujan turun amat derasnya.
Ingin kulamar gadis pujaan,
Sayang aku orang tak punya.
Pagi hari udara menderu,
Memancing di sungai dapat kerapu.
Gadis manis berkerudung biru,
Betapa cantik kalau tersipu.
Baju batik kain cindai,
Hendak dipakai di malam hari.
Sudah cantik anaknya pandai,
Laksana bunga mekar bersemi.
Hari hujan suasana sendu,
Hanya memandang ikan di kolam.
Tak tahan menahan rindu,
Cinta terpendam jauh di dalam
Kayu jati untuk pintu,
Dari pantai membawa kerang.
Hati ini merasa rindu,
Sayang rindu masih terlarang.
Untuk apa jadi biduan,
Hanya berdengan satu nyanyian.
Duduk manis di peraduan,
Kursi pengantin jadi impian.
Hari dingin sangat terasa,
Minum jahe hangat rasanya.
Betapa ingin cepat berjumpa,
Obati rindu di dalam dada.
Sepeda berjalan di atas roda,
Kaki mengayuh sepeda membawa.
Banyak belajar di waktu muda,
Jangan menyesal di waktu tua.
Bendera raja selalu berkibar,
Pujangga menulis dengan pena.
Siapa insan bisa bersabar,
tentu sifatnya bijaksana.
Pak kyai pakai sorban,
Menuju masjid ia berjalan.
Orang tua selalu berkorban,
Agar anak dalam kebahagiaan.
Sangat indah bunga taman,
Waktu senja cahaya temaram.
Isi hati dengan iman,
Agar hidup jadi tentram.
Hari panas, anak mimisan,
Perut lapar makan ketan.
Siapa pandai menjaga lisan,
Niscaya selamat seluruh badan.
Buah kenari buah salak,
Beli sekilo di pasar pagi.
Jangan jadi orang galak,
Nanti teman akan pergi.
Burung dara burung merpati,
Terbang melayang jauh ke awan.
Jika ingin terhibur hati,
Ingat Tuhan Maha Penyayang.
Awan hitam turun hujan,
Ikan berenang di kolam lebar.
Dunia ini adalah ujian,
Hadapi dengan penuh sabar.
Raja punya banyak tentara,
Dari Barat banyak bekalnya.
Hidup di dunia sementara,
Hidup akhirat untuk selamanya.
Kuda jantan suka berkelana,
Jauh ke negeri mengembara.
Aqidah Islam yang utama,
Membuat hidup ringan terasa.
Sangat indah batu kefir,
Jatuh di bawah pohon kecipir.
Di dunia laksana musafir,
hidup sekedar untuk mampir.
Hujan turun tanahnya basah,
Berkumpul air di tengah sawah.
Jangan resah jangan gelisah,
Bahagia itu pilihan utama.
Ayam jantan turun berlaga,
Tanduk indah milik si rusa.
Pandangan mata mesti terjaga,
Jangan terkena maksiat dosa.
Berkicau indah burung tekukur,
Numpang mandi dekat sumur.
Siapa orang pandai bersyukur,
Hidup akan semakin makmur.
Mendaki jauh ke gunung kapur,
Bawa bekal daging kebab.
Kalau hidup selalu kufur,
Diganti nikmat dengan adzab.
Kain putih ujungnya berenda,
Kan dijahit dibuat celana.
Sholat jangan ditunda-tunda,
Karena amal yang sangat utama.
Jalan-jalan naik kereta,
Pakai topi di kepala.
Kalau hendak mencari harta,
Niatkan untuk mencari pahala.
Bunga bersemi banyak merekah,
Tempat bermain si hewan lebah.
Siapa orang suka sedekah,
Pasti hidupnya semakin berkah.