100 Pantun Hujan Gerimis yang Romantis Bikin Baper

Pantun Hujan Gerimis yang Romantis Bikin Baper - Halo sahabat Pantunsiana, rasanya sudah lama sekali saya tidak merilis pantun di media ini ya, bahkan sudah hampir 4 bulan lamanya. Nah, untuk mengobati rasa kerinduan sahabat Pantunsiana, disini saya akan bagikan koleksi pantun terbaru yang baru saja selesai saya susun. Semoga dengan adanya kumpulan bait pantun ini dapat menghibur kalian semua. Pada kesempatan ini saya akan merilis pantun hujan romantis. Semoga dengan suasana hujan ini ditambah dengan bait pantun ini bisa mendamaikan suasana hati kalian ya.

Pantun Hujan Gerimis

Pantun Hujan Gerimis

Hujan adalah anugerah dari Allah Tuhan yang Maha Esa untuk hambanya, semoga kita bisa menikmati suasana hujan yang merintik ini. Sembari minum teh atau kopi ditambah dengan gorengan yang masih hangat tentu akan lebih nikmat rasanya. Baik, silahkan sahabat simak kumpulan pantun hujan romantis berikut ini!

 

Pantun Hujan Romantis Menyentuh Hati

 

Daun singkong bisa di sayur

Tambah nikmat dikasih bumbu

Hujan rupanya sudah mengguyur

Hati ini terasa Rindu

 

Pergi ke toko beli petis

Jalan sebentar malah turun hujan

Wahai kamu si gadis manis

Ijinkan aku untuk bertahan

 

Main bola di lapangan

Main Voly di halaman

Hujannya deras gak karuan

Seperti hatiku yang sedang kerinduan

 

Mie ramen rasanya Nikmat

Apalagi dimakan disaat sedang hujan

Hey kamu yang lagi hatinya sekarat

Lebih baik kita makan mie ramen


Alangkah enak buah semangka,

dimakan bersama-sama.

Betapa hati tak bahagia,

Karena sedang dilanda cinta. 


Ambil pita berwarna hijau,

air sungai warnanya keruh. 

Hujan cinta hujan rindu,

Membasahi seluruh tubuh. 


Buah jambu buah srikaya,

berada di atas tangkainya. 

Hati siapa yang tak bahagia,

Jika sedang dilanda hujan cinta. 


indahnya bunga mawar melati,

lebih indah bunga dahlia. 

Basah-basah hati ini,

Basah karena di hujani cinta. 


Kota batik namanya surakarta,

Sumurnya dalam tak ada timba. 

Terdengar gemericik di atas sana,

Rupanya hujan telah tiba.


Klereng jatuh menimpa batu,

Dikirim saja ke kota Medan. 

Waktu subuh begitu syahdu,

Samar terdengar di tengah hujan.

 

Gadis cantik pakai kerudung,

Jalan ke toko ingin membeli tas.

Langit nampak semakin mendung,

Akan tiba hujan yang cukup deras.

 

Berkemah di hutan di tenda biru,

Kamu malu tersenyum simpul.

Walau awan nampak kelabu,

Yang penting keluarga tetap berkumpul.

 

Pak Tani menanam jagung,

Jagung ditanam di semua lahan.

Pagi hari hujan sudah datang,

Turun airnya sangat perlahan.

 

Wajah kucing terlihat manis,

Apalagi si kucing bermain penggaris.

Duduk sendiri menikmati suasana gerimis,

Menatap dia yang berwajah manis.

 

Jalan-jalan ke Kota Mataram,

Pulangnya ke kota Bandung.

Langit Mendung Surya tenggelam,

Rupanya gerimis segera datang.


Sawah ladang penghasil pangan,

Ambil kain untuk alingan.

Kalau gerimis bertanda hujan,

Kamu manis dengan senyuman.

 

Angin datang begitu nyaman,

Menemani orang berduaan.

Hujan gerimis membawa kenangan,

Tentang dia yang begitu tampan.


Pergi ke pasar membeli Gula,

Memasak sayur di bumbui kari. 

Betapa besar nikmat rasanya,

Hujan turun di pagi hari. 


Orang Jepara pandai mengukir,

Wajah ceria berseri-seri. 

kepada-Nya hati ini berdzikir,

Di tengah gerimis di sore hari. 


Bulan Ramadhan bulan yang diberkahi,

Hari bahagia saat lebaran. 

Rintik hujan mulai membasahi,

Dedaunan hijau yang ada di halaman. 


Jual ragi di Pasar Arba,

Jangan lupa membawa wadah. 

Hujan pagi hari mulai reda,

Menyisakan pelangi yang indah. 


Lari pagi di lapangan,

Anak gadis asyik berdandan. 

Selamat pagi wahai teman-teman,

Semoga bahagia di tengah hujan. 


Lari pagi di taman kota,

Pohon beringin lebat daunnya. 

Selamat pagi untuk semuanya,

Selamat berdingin-dingin ria. 


Sinar matahari panas rasanya,

Bagai dunia hendak kiamat. 

Hujan turun kita berdoa,

Semoga hujan menebar rahmat. 


Lewat danau Toba naik feri,

Rasa gigitan semut di ujung kaki. 

Walau hujan di pagi hari,

Jangan malas menjemput rezeki. 

 

Timur Tengah Terkenal Gurun,

Makan di restoran lauk ayam.

Sebentar lagi hujan mau turun,

Di dalam rumah aku berdiam.


Sungguh manis rasanya labu,

Buah mengkudu buah jambu merah. 

Walau langit berwarna kelabu,

Yang penting hati kita tetap cerah. 


Hati senang di hari raya,

Di berkumpul dengan kekasih

Begini nasib langit dunia,

Kadang mendung kadang cerah 


Rumah kecil di hutan bambu,

Beralaskan anyaman ranting bambu. 

Di senja yang sangat kelabu,

Aku rindu, aku menunggumu.

 

Masih kecil bersikap manja,

Akan berubah saat dewasa.

Alangkah indah gerimis senja,

Kupandang dari balik jendela.

 

Bunga mawar batangnya berduri,

Harumnya sampai dalam kelambu.

Gerimis turun di pagi hari,

Membawa suasana terasa syahdu.


Batang bunga mawar memang berduri,

Lebih indah dari bunga melati.

Hujan gerimis di malam hari,

Membawa damai di dalam hati.

 

Perahu Layar di Batanghari,

Melewati desa  yang nampak sunyi.

Hujan gerimis di siang hari,

Setelah gerimis ada pelangi.

 

Bahagia rasanya ketika suasana sore hari dihiasi dengan suasana hujan merintik dan di suguhi secangkir kopi susu yang nikmat serta ada pisang goreng yang masih hangat. Oke, buat teman teman sahabat semua, silahkan baca bait pantun lainnya yang sudah saya siapkan dibawah ini ya, enjoy.


Anak menangis ingin naik sampan,

Setelah naik sampan pergi berenang.

Ketika hari Mulai turun hujan,

Di dalam hati terasa sangat senang.

 

Kalau belajar kita harus cermat,

menjawab soal-soal dengan tepat.

Semoga Hujan membawa rahmat,

Menebar kebaikan untuk semua umat.

 

Masak bebek di tuang ke wajan,

Setelah itu membuat tape ketan.

Dingin-dingin di saat turun hujan,

Minum susu jehe untuk menghangatkan badan.

 

Burung dara terbang melayang,

Terbang tinggi dengan tujuan.

Bikinin aku kopi dong Sayang,

Tentu akan nikmat di saat hujan.

 

Gaun indah warna merah marun,

Gula manis dimakan semut.

Kalau hujan dilangit sudah turun,

Mari tidur bersamaku satu selimut.

 

Tahu gejrot rasanya pedas,

Tahunya besar diiris-iris.

Hujan Gerimis memang romantis,

Apa lagi berduaan dengan kamu si manis.


Bikin sambal di campur acan,

Acan asli produksi dari Bangka.

Kutitip rindu pada saat hujan,

Untuk dirimu yang jauh di sana.

 

Sungai Musi sangatlah lebar,

Berlarut ke hilir menaiki sampan.

Wahai kekasih apa kabar?

Di sini hujan aku sendirian.


Hutan rimba ada si Macan,

Banyak pula berbagai hewan.

Jika malam sudah turun hujan,

Diriku sendiri gak bisa berduaan.


Tentara latihan sambil tiarap,

Lintasi hutan yang amat hebat. 

Kepadamulah aku berharap,

Semoga kau pulang dengan selamat.


Membaca puisi yang berirama,

Langit indah putih awannya.

Aku Menunggu begitu lama,

Hujan turun pada akhirnya.


Sungguh tinggi Gunung Galunggung,

Naik kepuncak bersama kawan.

Hujan-hujan bakar singkong dan jagung,

Rasa nikmat sambil hangatkan badan.


Dari padi jadi beras,

Dari benang menjadi selembar kain. 

Kalau hujannya semakin deras,

Enaknya kita ngapain?


Bambu kuning batangnya lurus,

Kalau meliuk bisa di lintir. 

Hujannya deras turun terus,

Hati-hati datangnya banjir.


Pohon Teratai daunnya timbul,

Tumbuh banyak di rawa-rawa. 

Pohon ditebang hutannya gundul,

Hujan turun banjir melanda.


Batu gurun sangatlah keras,

Hutan rimba amatlah sepi. 

Kalau hujan turunnya semakin deras,

Paling enak kita sambil ngopi. 


Wangi-wangi batang manisan,

Warnanya merah seperti tomat.

Dingin-dingin di saat hujan,

Minum susu jahe begitu nikmat. 


Aroma wangi minyak asiri,

Asiri tumbuh jauh di tepi.

Hujan deras seorang diri,

Adakah yang mau mengirimi kopi?


Syair lama puisi setanggi,

Ditulis oleh Amir Hamzah. 

Hujan gerimis dari tadi pagi,

Genteng bocor lantainya basah.


Makan opor khas Betawi,

Gurih sekali santan kelapa. 

Hujan di seberang banjir di sini,

Sudah nasib jadi orang Ibu Kota.


Ingin minum es kelapa muda,

Pergi lari ke kebun tebu. 

Ketika hujan deras melanda,

Kenapa perasaan rindu menggebu-gebu. 


Jalan-jalan ke Pantai Asmara,

Pulangnya membeli kuaci. 

Pada suasana hujan aku bercerita,

Tentang cinta yang tak pernah usai. 


Jamu herbal mari diramu,

Walau rasanya pahit setengah mati. 

Cinta ini kukirimkan padamu,

Semoga dinda akan mengerti. 


Pohon sagu pohon kelapa,

Sungguh enak dimakan buahnya. 

Kuketuk pintu dan jendela cinta,

Semoga engkau membukakannya. 


Mangga kueni dikasih si Imah,

Senyumnya manis bak bidadari. 

Cinta ini begitu indah,

Lebih indah dari pelangi.


Anak Anak main undur-undur,

Si lucky bermain gelatik. 

Eh Terbangun ketika tidur,

Di genteng terdengar rintik-rintik.


Kue Donat boleh dibeli,

Beri minyak harum melati. 

Hujan rintik-rintik suasana sunyi,

Mengapa Syahdu di dalam hati?


Beli jajan dibungkus plastik,

Bunga mawar jangan dipetik. 

Kalau hujan rintik-rintik,

Diriku teringat pada si cantik.


Ambil selendang untuk penari,

Burung gelatik terbangnya tinggi. 

Menyeduh kopi di pagi hari,

Hujan rintik-rintik masih menemani.


Burung pipit hinggap di atap,

Terbang lagi di pucuk petai. 

Hujan rintik-rintik jatuh di atap,

Dari pagi belum selesai. 


Jalan di sawah sangatlah sepi,

Melewati sebuah jembatan. 

Badan dihangatkan oleh kopi,

Hati dihangatkan oleh kenangan.


Padi menguning di tengah sawah,

Sungguh indah dipandangnya.

Rintik hujan begitu indah,

Memanjakan daun telinga. 


Makan roti minum es buah,

Duduk bersama bagaikan raja. 

Pak Andi pergi ke sawah,

Di bawah hujan ia bekerja. 


Ayam berkokok di atas pagar,

Kaki menjuntai diatas meja. 

Hujan rintik-rintik bikin mager,

Enaknya bersantai di rumah saja. 


Kupu-kupu hinggap di balik daun,

Terbang bebas di pagi hari. 

Kalau hujan masih turun,

Tarik selimut, yuk tidur lagi. 


Anak mami bagaikan putri,

Duduk makan camilan amplang. 

Syahdunya senja di hari ini,

Gerimis turun di waktu petang. 


Angin berhembus dengan kencang,

Mematahkan tangkai daun pisang. 

Kudengar suara gerimis mengundang,

Di kala waktu menjelang petang. 


Pergi berlibur ke rumah saudara,

Saudara dari kota Mekah. 

Hujan gerimis di waktu senja,

Bersamamu bertambah indah. 


Kain wol kain beludru,

Dijemur di hari siang. 

Terasa diri amat rindu,

Kalau hujan di waktu petang. 


Dalam karung berisi jagung,

Dari Bogor ke Ujung Pandang. 

Awan mendung mulai datang,

Mengiringi langit yang petang. 


Burung merpati terbang ke awan,

Sayap mengepak dengan pelan. 

Wahai teman wahai kawan,

Selamat menikmati suasana hujan. 


Tumbuh subur pohon beringin,

Di dekat pohon kelapa. 

Hujan ini begitu dingin,

Mari ngopi bersama saya. 


Kalau dingin enaknya makan ketan,

Makan nasi dengan lauk empal. 

Kalau dingin terasa di badan,

Lebih baik memeluk bantal. 


Kain putih terkena bintik,

Tak enak dipandang mata. 

Makin dingin makin asyik,

Kalau ada teman di samping kita. 

 

Perahu tua jangan ditambat,

Walau menempuh jarak berkilo. 

Hujan turun semakin lebat,

Aku kasian dengan si jomblo. 


Penyair asyik membuat madah,

Madah untuk kekasihnya. 

Langit biru semakin indah,

Kala diterpa cahaya surya. 


Zaman susah hati harus tabah,

Mengeluh itu tiada guna. 

Langit tak selalu cerah,

Ada kalanya hujan melanda. 


Lagi asyik menonton drama,

Tentang pangeran putri tercinta. 

Walau mendung mulai menjelma,

Jangan pernah putus asa.


Sore hari pasang pelita,

Untuk menerangi ruangan rumah. 

Setelah langit gelap gulita,

Akan terbit pelangi yang indah. 


Air sungai terus mengalir,

Membawa pasir dan juga batu. 

Angin senja bersemilir,

Membawa awan yang kelabu. 


Akhir Kata

Nah itulah kumpulan bait pantun hujan gerimis romantis yang dapat saya bagikan kepada sahabat semuanya. Semoga dengan adanya kumpulan bait pantun ini bisa menjadi referensi dan penghibur bagi suasana hati kalian yang saat ini sedang membutuhkan hiburan disuasa hujan gerimis. Terimakasih sudah membaca bait pantun ini dan sampai jumpa pada ulasan bait pantun yang lainnya.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

               
         
close